Penemu kuman Antony van Leeuwenhoek lahir di Delft,
Negeri Belanda. Dia berasal dari famili kalangan tengah dan hampir sepanjang
hidupnya jadi pegawai kotapraja dalam posisi yang tidak begitu penting.
Penemuan Leeuwenhoek yang besar tak lain akibat hobinya
memicing-micingkan mata lewat kaca mikroskop. Pada saat itu, tentu saja, orang
tidak bisa begitu saja lari ke toko dan beli mikroskop, karena itu Leeuwenhoek
membuatnya sendiri. Dia samasekali bukan penggosok lensa profesional dan belum
pernah dapat didikan khusus di bidang itu. Meski begitu, keahlian yang
dikembangkan amat luar biasa, jauh melampaui kebiasaan para profesional pada
saat itu.
Kendati perangkat mikroskop sudah ditemukan orang sebelum
Leeuwenhoek lahir, dia tidak menggunakannya. Sebaliknya, dengan cermat dan
tepat dia menggosok lensa berukuran kecil. Leeuwenhoek mampu menghasilkan
mikroskop yang punya daya kekuatan pengamatan yang jauh lebih baik dari
mikroskop yang sudah ada. Salah satu dari lensa yang masih ada punya kapasitas
membesarkan sekitar 270 kali, bahkan ada pertanda dia berhasil membuat lebih
sempurna dari itu.
Leeuwenhoek punya kesabaran yang amat sangat dan pengamat
yang tekun, punya penglihatan tajam serta rasa ingin tahu yang tak terhingga.
Dengan lensa yang teramat kecil itu dia meneliti pelbagai macam benda, mulai
rambut hingga sperma anjing, dari titik hujan hingga serangga kecil. Juga
serat, bagian kulit dan macam-macam benda lainnya. Dia membuat catatan yang
teliti dan membuat gambar sketsa terperinci dari tiap apa saja yang diamatinya.
Terhitung tahun 1673 dan seterusnya, Leeuwenhoek
senantiasa menjalin hubungan dengan "The Royal Society of England"
suatu lembaga ilmiah terkemuka pada jaman itu.
Meskipun dia tak punya latar belakang pendidikan tinggi
(cuma sekolah dasar dan cuma tahu satu bahasa, bahasa Belanda), dia terpilih
jadi anggota lembaga ilmiah itu pada tahun 1680. Dia juga jadi anggota Akademi
Ilmu Pengetahuan di Paris.
Leeuwenhoek dua kali kawin, punya enam anak tetapi tanpa
cucu. Kesehatannya baik, masih dapat bekerja keras di akhir-akhir hayatnya.
Banyak tokoh kenamaan mengunjunginya, termasuk Czar Rusia, Peter Yang Agung,
dan Ratu Inggris. Dia menghembuskan nafas penghabisan tahun 1723 juga di Delft
pada umur 90 tahun.
Leeuwenhoek melakukan banyak penemuan penting. Dialah
orang pertama yang menjabarkan spermatozoa (1677), dan merupakan salah seorang
yang mula-mula menjabarkan darah merah dan darah putih. Dia menentang teori
tentang generasi spontan bentuk sederhana dari kehidupan dan memaparkan banyak
bukti-bukti yang berlawanan dengan itu. Dia mampu menunjukkan, misalnya, bahwa
hewan kecil pemakan darah tak bersayap berkembang biak dalam cara serupa dengan
insekta bersayap.
Penemuan terbesarnya muncul tahun 1674 tatkala ia membuat
penelitian pertama kali terhadap kuman. Ini merupakan salah satu penemuan besar
tentang cairan sperma yang mengakibatkan penyuburan dalam sejarah manusia. Di
dalam titik air kecil itu Leeuwenhock menemukan suatu dunia yang sama sekali
baru, sepenuhnya dunia tak terduga, penuh dengan kehidupan. Meski belum
disadarinya, dunia baru ini punya arti amat penting kepada umat manusia.
Sesungguhnya, "benda amat kecil mikroskopis" itu yang diamatinya
sering merupakan faktor kekuatan penting baik untuk kehidupan maupun kematian
manusia. Sekali sudah ditelitinya, Leeuwenhoek sanggup menemukan kuman di
pelbagai tempat yang berbeda-beda: di sumur dan di kubangan, di titik air
hujan, di mulut dan usus menuju anus manusia. Dia melukiskan pelbagai bentuk
bakteri, juga protozoa dan menghitung ukurannya.
Penggunaan penemuan besar Leeuwenhoek belum terlaksana
sampai datangnya Pasteur hampir dua abad kemudian. Fakta menunjukkan, seluruh
obyek masalah mikrobiologi praktis tak ada kegiatan hingga abad ke-19 tatkala
mikroskop yang disempurnakan dikembangkan. Orang mungkin mempertanyakan
andaikata Leeuwenhock tak pernah lahir ke dunia dan penemuan-penemuannya tak
terjadi hingga abad ke- 19, mungkin saja hanya membuat sedikit perbedaan terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan. Tetapi, tak ada bantahan bahwa Leeuwenhoek-lah yang
menemukan kuman, dan melalui dia dunia ilmu pengetahuan menjadi sadar terhadap
kehadirannya.
Leeuwenhoek seringkali dianggap sebagai orang yang karena
nasib baik kebetulan tergelincir pada penemuan ilmiah penting. Ini samasekali
jauh dari kebenaran. Penemuan mikro-organisme-nya merupakan akibat normal dari
pembikinan mikroskop yang cermat dengan kualitas yang tak ada bandingannya
dengan yang sudah ada masa itu, dan kesabaran serta ketepatannya selaku
peneliti. Dengan kata lain, penemuannya adalah hasil dari gabungan antara
ketrampilan dan kerja keras, berlawanan dan tak ada sangkut-pautnya dengan
sekedar nasib keberuntungan.
Penemuan kuman ini merupakan suatu penemuan penting ilmiah
yang langka yang dilakukan oleh perseorangan. Leeuwenhoek betul-betul kerja
sendirian. Penemuan protozoa dan bakterinya tak dapat bantuan siapa pun-tidak
demikian halnya pada sebagian terbesar kemajuan di bidang biologi --serta
bukannya merupakan pertumbuhan wajar dari pengetahuan biologi sebelumnya.
Faktor inilah, bersamaan dengan arti penting penggunaan penemuannya, yang
membuatnya dapat tempat tinggi dalam urutan daftar buku ini.
0 komentar:
Posting Komentar